+1 234 567 8

pemdes@melung.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

janggelanTanaman janggelan mungkin masih asing di telinga masyarakat.  Namun, jika menyebut nama cincau hitam (Mesona palutris), mungkin hampir semua kalangan mengenal makanan ini.  Nah, asal tahu saja, daun janggelan merupakan bahan pokok yang digunakan untuk memproduksi cincau hitam. Lantaran kaya akan serat, tanaman ini juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti demam, sakit perut, diare, batuk, gangguan pencernaan, serta penyakit darah tinggi.

Selain di Indonesia, khasiat daun cincau hitam juga sudah kesohor hingga ke Filipina, Taiwan, China, dan Korea.  Bentuknya lonjong dengan ujung meruncing. Tanaman ini mulanya banyak tumbuh di Asia kemudian menyebar ke India, Birma, Filipina, hingga Indonesia. Budidaya janggelan kian menjanjikan keuntungan, karena permintaan produksi tanaman ini terus meningkat di pasaran.

Selain menjadi bahan pokok untuk memproduksi cincau hitam, daun janggelan juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Tanaman yang dapat tumbuh dibawah pohon tegakan ini, sedang dikembangkan oleh warga Gerumbul Selarendeng Desa Melung, hasil kerjasama dengan Fakultas Biologi UNSOED Purwokerto.

Pada tanggal  4 Desember 2012 kemarin warga masyarakat mendapat 10.000 bibit tanaman cingcau hitam sebagai uji coba.  Apabila berhasil maka akan dikembangkan lebih luas lagi ke seluruh warga desa, dan kedepan akan bekerja sama dengan Perum Perhutani untuk dapat menanam tanaman ini dibawah tegakan pohon damar.  Hal ini sebagai langkah untuk meningkatkan ekonomi warga, karena tanaman yang di tanaman di lahan Perhutani seperti singkong, ubi jalar dan talas habis dimakan oleh babi hutan dan monyet.

Jaminan pasar pasca panen perlu menjadi perhatian kedua belah pihak antara warga dan pihak Fakultas Biologi agar harga tetap terjamin dan hasil produksi tanaman tersebut tetap bisa dibeli.

Dulatif (47) dan beberapa orang warga masyarakat sebagai pelopor untuk penanaman cingcau pada tahap pertama, sedangkan lahan yang digunakan adalah lahan milik warga masyarakat di gerumbul Selarendeng Desa Melung.  Tanaman pengisi ini harapkan dapat memberikan nilai tambah ekonomi keluarga dan dapat digunakan untuk memanfaatkan lahan secara optimal.

Kami berharap senantiasa didampingi oleh Drs. Edi Yani dan Drs. Aris Mumpuni dari Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto sampai kami benar-benar berhasil, demikian Dulatif .  Kami lihat tanaman ini cocok untuk daerah Melung karena mudah ditanam, cukup dengan stek batangnya, dan baru beberapa hari  tanaman ini sudah mulai tampak tumbuh dengan baik, lanjut Dulatif disela-sela aktifitasnya sebagai petani.

Loading

Bagikan Berita