Menjadi petani sebenarnya sebuah profesi yang peluangnya sangat menjanjikan, karena setiap harinya manusia membutuhkan makanan dan setiap hari pula jumlah manusianya bertambah. Namun entah kenapa bidang pekerjaan ini jarang sekali diminati utamanya oleh generasi muda kita. Mereka lebih memilih bekerja kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor bahkan sampai keluar negeri dengan menjadi TKI.
Berbeda dengan Taufik (22) pemuda yang dengan penuh semangat mau bekerja sebagai petani khususnya petani dengan sistem organik. Bermula dari kebiasaan membantu orangtuanya yang juga sebagai petani Taufik kemudian jadi terbiasa dengan teriknya matahari , kotornya lumpur dan juga bau pupuk yang menyengat. Pekerjaan yang dikebanyakan oleh pemuda lainnya merupakan pekerjaan yang dilirikpun tidak apalagi untuk melakoninya.
Dari semangat dan ketelatenannya sehingga kemudian Taufik dipercaya oleh kelompok tani Pager Gunung Desa Melung untuk menjadi team produksi khususnya sayuran organik. Bahkan dari keahlianya dalam membudidayakan sayuran organik kini Taufik sering dijadikan tempat bertanya bahkan menjadi pendamping setiap ada mahasiswa khususnya mahasisiwa Unsoed Purwokerto yang sedang malakukan penelitian tentang sayuran organik.
Ketika disinggung mengenai penghasilan yang diterima setiap bulannya dari menjadi petani Taufik dengan sedikit bingung menjawab “Ya tidak tentu, dan menurut saya seberapapun penghasilan kita asal kita mau mensyukuri penghasilan yang kita dapat Insya Allah berkah, apalagi kalau pekerjaan yang kita lakukan atas dasar rasa senang dan ikhlas pasti akan ada hasilnya”. Lebih jauh Taufik memaparkan bahwa dengan menjadi pendamping setiap ada mahasiswa yang sedang atau akan melakukan penelitian biasanya mereka juga sering memberi saya uang padahal tidak saya minta, karena saya juga ikhlas membantu mereka. Dengan atau tanpa diberi uangpun sebenarnya tidak menjadi masalah buat saya karena saya juga lagi belajar.