Sejarah Desa Melung
Kisah Kyai Melung
Cerita atau legenda rakyat tentang desa Melung adanya Syech R. Abdurrahman (Kyai Melung) sebagai pendiri dan sesepuh desa Melung yang tidak tercatat dalam dokumen sejarah, namun diceritakan secara turun temurun. Diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya atau generasi penerusnya tidak lepas dari sejarah kadipaten Pasir Luhur, sebagai tempat persinggahan dan perlintasan R. Kamandaka dan para prajurit Kadipaten Pasir Luhur.
Wilayah Administratif
Pada suatu saat para prajurit dalam perlintasannya mendengar adanya ayam R. Kamandaka berkokok dikejauhan yang sangat keras bunyinya (melung-melung) disuatu wilayah maka sumber suara ayam berkokok itu ditandai sebagai daerah “Melung” yang dahulu masuk ke dalam wilayah Kecamatan Kebumen dan baru sekitar tahun 1955 dimasukkan ke dalam wilayah Kecamatan Kedungbanteng.
Versi R. Singo Guna
Lalu versi kedua adalah dengan adanya R. Singo Guna yang merupakan keturunan dari R. Honggo Wongso putra dari R. Klapa Aking atau R. Kolopaking. R. Honggo Wangsa menurunkan R. Niti Menggolo kemudian R. Niti Menggolo menurunkan anak bernama R. Kalioso (Syech Abdul Djalal) lalu menurunan anak bernama R. Singo Guna yang hidup di desa Melung.
Setelah itu masuk lagi keturunan Kakak R. Singo Guna yaitu R. Suro Handoko dan R. Suro Menggolo. Putra R. Suro Handoko yang bernama R. Sagi (R. Wirya Dikrama) memimpin desa Melung.
Masa Penjajahan Belanda
Pada jaman penjajahan Belanda desa Melung merupakan kebun kopi yang sangat luas dan terkenal di negara Belanda dengan kopi kampungnya, seiring wilayah tersebut yang memiliki potensi sumber daya air yang melimpah maka pada tahun 1928 didirikan PLTA Ketenger yang sesungguhnya berada di Desa Melung.
Lurah Pendahulu
Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang yang tercatat sejak tahun 1905 sampai dengan tahun 1940 Kepala Desa yang sejak jaman dahulu disebut Lurah dipimpin oleh Suradirana. Setelah masa kemerdekaan maka kepemimpinan digantikan oleh Mulyadirana lalu dilanjutkan dengan Wiryo Sukatmo. Pembangunan yang dihasilkan tidak tercatat karena sumber daya manusia yang ada sangatlah kurang pada masa itu.
Silsilah Kepala Desa
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx
Catatan Sejarah Pimpinan Desa Melung
Selanjutnya kepemimpinan desa Melung adalah :
SURYADIRANA
MULYADIRANA
WIRYO SUKATMO
MURSIDI
Memegang jabatan hampir 20 tahun, bersama sekretaris desanya gugur melawan pemberontak DI/TII yang berada di Desa Melung, karena desa Melung dijadikan tempat pelarian dan persembunyian para pemberontak DI/TII pimpinan Kartosuwiryo. Hasil pembangunan yang dicapai belum begitu nampak karena masyarakat kondisi pada saat itu banyak pemberontakan.
MARTAREDJA
Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah tahun 1965 pada saat Desa Melung dipimpin oleh lurah Martareja yang dilakukan yaitu :
a. Pembukaan jalan setapak menjadi jalan besar antara desa Melung sampaii desa Windujaya
b. Jalan antara Kaliputra sampai dengan desa Kutaliman.
c. Pembangunan kantor dan balai desa.
d. Pembangunan lapangan desa.
KUSNADI
Adalah sekretaris desa yang menjadi pejabat Kepala Desa dari tahun 1988 sampai dengan 1992 karena ada kekosongan Kepala Desa.
SLAMET
Memegang jabatan dari tahun 1992 –1994 cukup banyak adanya pembangunan hanya melanjutkan kerja dari Lurah terdahulunya. Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah :
– Pembangunan dam atau bendungan Watugayong
– Pembangunan WC/Kamar mandi umum
– Pembangunan pasar desa
– Pembangunan listrik masuk desa
KUSNADI
Menjadi pejabat Kepala Desa dari tahun 1994 sampai dengan tahun 1995
SIRUM MAHMUDIN
Menjadi Kepala Desa dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2002 dengan hasil pembangunan berupa :
– Pembangunan sarana air bersih
– Pembangunan jembatan kali manggis
– Pengerasan Jalan Selarendeng sampai desa Kalikesur