Hasil Musyawarah Desa pada tanggal 16 September 2012 sebagai agenda rutin selapanan “Malem Senin Wagean” yang dihadiri para ketua RT, RW, BPD, Perangkat Desa dan Hansip serta tokoh masyarakat lainnya berhasil memutuskan untuk mengadakan kegiatan agenda 3 tahunan yaitu “Sedekah Bumi” yang sempat tertunda seharusnya pelaksanaan pada tahun 2011. Rencana pelaksanaan akan dilaksanakan pada bulan Sura 1946 atau bulan Desember 2012 ini. Agenda yang akan direncanakan dengan sentuhan yang sedikit berbeda. Selaku ketua kali ini adalah Sudarso, dengan sekretaris Narwin dan Bendahara Suryati, dan dibantu oleh para ketua RT , RW, Pemuda TP-PKK dan tokoh masyarakat lainnya tidak ketinggalan tokoh budaya yaitu San Ahmad dan Hadi Sunarso yang paham akan tata cara ruwat atau sedekah desa. Kegiatan ini sebagai wujud dari pelestarian budaya leluhur desa dan sebagai aset wisata.
Dasar dari kegiatan ini sederhana yaitu sebagai bangsa Indonesia dengan penduduk yang terdiri dari berbagai macam bahasa, adat istiadat dan keyakinan yang berbeda-beda Dan kebanyakan orang desa adalah mempunyai pola fikir religius dan mempunyai karekter untuk bisa dan dekat serta menyatu dengan alamnya, sehingga keharmonisan antara manusia dengan lingkungannya terjalin interaksi untuk selalu Memayu Hayuning Buwana dan Memayu Hayuning Bawana”. Disamping itu hak atas lingkungan merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati dan universal. Oleh karena itu tema Ruwatan Desa untuk tahun 2012 ini adalah sebagai Sarana Mawas Diri Untuk Kembali Kepada Semangat Pada Karakter Bangsa”
Dalam kegiatan Ruwat atau sedekah banyak sekali sesaji yang harus disiapkan, bahkan ada pohon yang sekarang ini sudah jarang dijumpai sebagai salah satu syarat untuk sesaji. Sesaji adalah merupakan bahasa sandi atau disebut simbol-simbol spritual adat atau disebut juga sastra tanpa tulisan. Sastra adalah ilmu pengetahuan, tanpa tulis dan ada yang tertulis. Jadi ilmu pengetahuan yang tidak tertulis yaitu diwujudkan atau tersimpan disalam suatu lambang berupa sesaji, karena pada saat itu belum lahir tulisan, salah contoh adalah sesaji seperti tumpeng, bunga-bunga dan sesaji lainnya. Sesaji inilah yang akan dicatat dan diwariskan melalui kegiatan ruwatan desa sebagai sumber pengetahuan bagi generasi penerusnya.
Adapun rencana anggarannya adalah
- Administrasi Panitia Rp. 2.000.000,-
- Dalang Rp. 15.500.000,-
- Sesaji Rp. 3.500.000,-
- Konsumsi Rp. 7.500.000,-
- Tenda / tratag Rp. 2.500.000,-
- Sound system Rp. 2.500.000,-
- Dokumentasi Rp. 1.000.000,-
- Pembuatan stand Rp. 1.750.000,-
- Keamanan Rp. 500.000,-