Desa Melung banyak menghasilkan kayu dalam bentuk log (gelondongan), seperti albasia (Albizia falcataria) atau sengon (Paraserianthes falcataria). Kalau diambil rata-rata dalam sehari kayu yang keluar dari Desa melung bisa mencapai 5 m3. Yang apabila dikelola dengan baik, dan tidak dijual dalam bentuk log tentu akan memberikan nilai tambah yang cukup ekonomis untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Walaupun kemajuan jaman telah berubah, dan hampir semua serba berbau teknologi modern. Namun tidak semua barang kebutuhan bisa di lengkapi dengan , namun banyak perabot rumah tangga masih membutuhkan kayu sebagai bahan dasarnya. Rasito (39) adalah salah satu warga masyarakat Desa Melung yang mempunyai keahlian dalam hal pertukangan terutama tukang kayu. Lelaki yang mempunyai usaha ternak ayam potong ini, setiap harinya disamping mengelola ternak ayam juga terampil dalam membuat berbagai peralatan kebutuhan rumah tanggga seperti : mebel, kursi, kusen baik pintu maupun jendela. Beliau juga ternyata ahi dalam bidang kesenian, petikan gitar dan mainan organnya sangat pandai. Tidak hanya itu saja dalam bidang organisasi dia dipercaya menduduki ketua ranting salah satu partai. Disela-sela kesibukannya dia menyempatkan berbagi cerita tentang pengalaman menjadi tukang kayu, menurut dia kepandaian ini tidak lepas dari orang tua yang bernama Suwarjo (60) yang juga pandai dalam bidang mengelola kayu menjadi barang perabotan rumah tangga. Hasil karyanya dia jual ke warga lingkungan sekitar bahkan terkadang membuat untuk pesanan orang kota.
Dalam bidang kesenian dia termasuk yang terlibat dalam mendirikan orkes melayu Birama, yang merupakan kegiatan kesenian dangdut, lumayan katanya, sering pentas walau tingkat antar desa dari panggung hiburan saat orang hajatan, hasilnya tidak seberapa, hanya menyalurkan hobi saja.