Menjelang hari raya Idul Adha 1433 H banyak pedagang hewan yang telah mempersiapkan untuk mengadu keuntungan dengan stok persediaan barang dagangan baik kambing maupun sapi. Banyak para pedagang yang bahkan sudah mulai menyetok hewan-hewan tersebut selama enam bulan sebelumnya.
Dengan cara membeli yang dilakukan jauh hari sebelumnya tentu hasil keuntungan akan bertambah, karena kebanyakan kambing yang sudah dibelipun tetap dititipkan kepada petani dan baru diambil pada saat sudah ada yang mau membelinya. Dan pemilik atau petani hanya dsiberikan upah sekedarnya saja.
“Kambing Jawa ini saya beli dua bulan yang lalu dengan harga Rp1,2 juta, dan kalau saya jual sekarang dengan harga Rp. 1,8 juta pasti laku,” ungkap Narsito (58), pedagang kambing yang pada H-4 ini memiliki lebih dari 10 ekor kambing.
Pada umumnya petani atau peternak sebenarnya enggan untuk menjual kambing dengan cara yang demikain akan tetapi karena iming-iming uang, bujuk rayu dan desakan kebutuhan hidup akhirnya walau dengan terpaksa merelakan menjual kambing yang belum pada waktunya untuk dijual.
“Sebenarnya kalau saja pada waktu itu saya bertahan untuk tidak menjualnya, mungkin kalau dijual sekarang harganya pasti akan lebih mahal dari harga pada waktu itu. Akan tetapi karena memang pada waktu itu banyak kebutuhan sehingga sayapun terpaksa menjual kambing untuk biaya sekolah anak saya”. Seperti dituturkan oleh Wasim (43) salah seorang peternak Desa Melung.
Padahal setiap menjelang hari raya idul adha seperti sekarang harga kambing selalu mengalami kenaikan. Dan kenaikan harga yang seharusnya bisa dinikmati oleh peternak rupanya belum bisa dirasakan karena adanya pedagang yang nakal..