Mokal Kearifan Lokal Dalam Menggarap Sawah

Mokal Kearifan Lokal Dalam Menggarap Sawah

Sebuah kearifan lokal yang saling menguntungkan antara pemilik sawah dan buruh tani. Kearifan lokal itu bernama “Mokal”. Mokal adalah istilah yang sering dipergunakan untuk kesepakatan antara petani dan buruh tani. Sebuah kerjasama dalam mengelola lahan pertanian (sawah).

Kerjasama yang tidak pernah ditulis dalam sebuah surat perjanjian ataupun pernyataan. Walaupun tidak tertulis dalam perjanjian tetapi masing-masing bertanggungjawab dengan hak dan kewajibannya.

Jika petani (A) mempunyai lahan yang cukup luas dan ada buruh tani (B) yang mau membantu mengelola sawah, maka terjadilah sebuah kesepakatan (Mokal). Kesepakatan untuk melakukan kerjasama. Yang masing-masing bertanggungjawab terhadap kewajibannya.

Adapun kewajiban B adalah dalam menggarap sawah adalah mulai dari membuat pematang sawah (galengan), menanam (tandur) dan memanen. Setelah membuat galengan apabila dalam pengerjaan sawah tidak menggunakan alat baik kerbau ataupun mesin, (B) juga membantu dalam menggemburkan tanah sampai lahan siap tanam.

Jika dalam mengolah lahan menggunakan alat maka kewajiban (B) juga ikut serta dalam membantu mengolah lahan, yang bahasa daerahnya menduli.

Sementara tugas memupuk dan menyemprot adalah menjadi kewajiban (A) sampai dengan menjaga agar aliran air tetap lancar dan terjaga.

Sampai pada masanya panen tiba. Pembagian hasil panen berdasarkan adat kebiasaan yang berlaku. Misal dapat 100 Kg maka bagian untuk (B) adalah 20 Kg, sementara (A) mendapat 80 Kg.

 3,305 total views

Pembangunan Bendungan Kaliputra

Pembangunan Bendungan Kaliputra

dam

Proses pembangunan bendungan Kaliputra

Melung 16 Agustus 2016, Ketersediaan air merupakan salah satu faktor utama dalam sektor pertanian. Tidak lancarnya air akan menyebabkan penurunan hasil panen. Yang sudah barang tentu akan berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman.

Kondisi sungai yang jauh lebih rendah sehingga diperlukan bendungan agar air bisa dialirkan ke sawah. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar ketersediaan air tercukupi.

Pembangunan bendungan Kaliputra Desa Melung menggunakan anggaran dana desa (DD) Tahun 2016. Bendungan dengan lebar 4 meter tersebut untuk mengaliri sawah yang berada di blok Kracak seluas  40.050 meter.

“Dengan dibangunnya bendungan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di Desa Melung pada umumnya” seperti dituturkan oleh Timbul Yulianto selaku pelaksana kegiatan. Lebih lanjut Timbul menambahkan bahwa dengan dibangunnya bendungan yang memotong sungai Kaliputra ini masyarakat dapat membuat kolam ikan sehingga akan dapat menambah penghasilan bagi masyarakat.

Proses pembangunan dilakukan dengan cara swakelola yang melibatkan potensi yang ada di  Desa Melung baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

 1,504 total views,  3 views today