+1 234 567 8

pemdes@melung.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Cara Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) Dan Manfaatnya Bagian II

Cara Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) Dan Manfaatnya Bagian II

d6e58433-6b56-4c63-ad3b-56c82c3b8c67Persoalan yang dihadapi petani salah satunya adalah persoalan pengairan. Seperti kita ketahui bersama bahwa air yang tersedia di alam ada 3 (tiga) jenis. Air dari mata air, air sungai dan air bawah tanah. Pada umumnya petani hanya memanfaatkan air sungai dan air yang berasala dari mata air.

Sebenarnya petani mampu mengolah lahan pertanian hanya dengan menggunakan air bawah tanah. Persoalannya adalah bagaimana menyadarkan petani dengan mengembalikan keadaan tanah yang sudah terlanjur tandus.

Seperti janji saya pada tulisan sebelumnya, mari kita lanjutkan dengan membuat MOL II.

Untuk membuat MOL II bahan yang harus disiapkan : Gula merah, toples, nasi yang telah difermentasi dan karet gelang.

Ambilah nasi yang telah difermentasi dan masukan kedalam stoples, masukan pula gula merah sebesar ibu jari tutuplah stoples dengan kertas , setelah 12 jam gula akan meleleh  menandakan mikrobanya banyak, selanjutnya tambahkan gula merah  100 gram  difermentasi selama  10 hari. Perbandingan 1 Kg Mikroba I dengan 1 Kg gula merah. Setelah 10 (sepuluh) hari maka jadilah MOL II atau mikroba MIKROBA 2.

Catatan hasil pelatihan ini masih ada lanjutannya lho, makanya jangan kemana-mana ! Nantikan episode selanjutnya 

Loading

Warga desa di lereng Gunung Slamet memanfaatkan Internet sebagai sumber informasi dan untuk menjual hasil pertanian.

Warga desa di lereng Gunung Slamet memanfaatkan Internet sebagai sumber informasi dan untuk menjual hasil pertanian.

Margino, 37 tahun, dengan serius mengajukan pertanyaan kepada seorang petani di Desa Mulung, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas. Sembari mendengarkan jawaban petani itu, tangan kanannya menulis di atas selembar kertas. Mirip jurnalis kawakan.“Walau mungkin hasil wawancara hanya berisi curcol atau curhat colongan, kami tetap menuliskannya di web milik desa kami,“kata Margino, yang mengaku hanya lulusan sekolah menengah pertama, Jumat pekan lalu. Continue reading
DESA MELUNG

Loading