Melung, 21 September 2021, Perangkat Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng kembali mengikuti pelatihan website desa, setelah hampir 7 tahun vakum. Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas, Kegiatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) hari ini difasilitasi oleh Puskomedia Purwokerto.
Banyak bantuan untuk orang miskin. Sebut saja BLT (bantuan langsung tunai), BLM (bantuan langsung masyarakat), PKH (program keluarga harapan). Ada lagi yang namanya BSM (bantuan siswa miskin) yang semuanya diperuntukan untuk orang miskin.
Dan yang menentukan seseorang disebut miskin atau tidak miskin itu sudah ada kriterianya. Tergantung lembaga pemerintah mana yang melakukan survei. Semua berdasarkan pada sensus yang dilakukan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Siapa sih yang mau disebut miskin? (Tidak mau). Semua orang tidak menghendaki untuk disebut miskin. Satu contoh ketika ada pembagian zakat seperti yang terjadi dikampung saya. Terkadang walaupun sudah menerima kadang dikembalikan, tidak mau menerima pembagian zakat. Itu artinya mereka menganggap dirinya sudah mampu. Bukan lagi orang miskin yang harus diberi uluran bantuan.
Akan tetapi karena seringnya diberi bantuan sehingga banyak orang yang kemudian mengaku miskin. Walaupun harus berbohong, seperti misalnya pada saat diadakan sensus entah sensus pertanian ataupun sensus yang lain. Ketika ditanya tentang segala sesuatunya pasti akan ada keraguan untuk menjawabnya. Takut kalau dari data tersebut nantinya akan dijadikan acuan untuk menerima bantuan atau mungkin kehilangan bantuan yang sebetulnya bukan hak atasnya.
Lalu saya suka berpikir, apakah dari semua pemberian bantuan untuk orang miskin nantinya akan ada evaluasi? Artinya sekian tahun kemudian ada evaluasi jumlah kemiskinan akan bertambah atau berkurang dari semua bantuan yang telah diberikan. Dan seumpama benar dilakukan evaluasi pasti jumlah orang miskin akan semakin bertambah.
Nah, kalau jumlahnya semakin bertambah artinya angka kemiskinan akan terus bertambah. Yang tentu saja kalau ada pejababat yang saat mencalonkan untuk jadi pemimpin akan mengurangi jumlah kemiskinan sudah bisa dikatakan gagal. Karena ternyata jumlah kemiskinan malah bertambah.
Berkaca dari itu saya kemudian membayangkan, seumpama saya seorang yang diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin. Saya akan mengadakan sebuah program atau bantuan untuk petani dan nelayan. Programnya semisal seperti ini, setiap petani yang gagal panen akan diganti seluruh biaya produksinya. Pokoknya kalau ada petani yang mengalami kerugian akan dibantu. Besar kecilnya tentu bergantung dengan luas lahan yang ada. Begitupun dengan nelayan.
Kalau kemudian jumlah petaninya semakin banyak saya juga tidak perlu khawatir. Dengan jumlah pertani yang semakin banyak tentu kita tidak perlu import hasil pertanian. Kalau sudah mencukupi malah bisa kita jual ke negara tetangga. Sayangnya saya bukan seseorang yang bisa menentukan arah kebijakan. Tapi ya nga apa-apa kalau semisal saya punya mimpi terus ada orang yang bisa mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan.
Tidak bisa dielakan lagi laju pertumbuhan penduduk terus akan meningkat seiring dengan tingkat kesejahteraan dan kesadaran akan kesehatan. Dengan memprediksi laju pertumbuhan penduduk pada waktu tertentu ini diharapkan perencanaan pembangunan di Desa Melung akan lebih matang lagi. Salah satu yang sederhana adalah kebutuhan akan pendidikan maka dengan bertambahnya jumlah penduduk maka sarana pendidikan menjadi hal yang sangat penting terkait penyediaan lahan, sementara lahan yang terbatas dan pertumbuhan penduduk terus bertambah maka perencanaan yang baik sangat dibutuhkan untuk jangka panjang. Pada pertumbuhan penduduk telah dijalaskan bahwa laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun sebanyak 40 orang Kami mencoba menghitung secara sederhana untuk memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang. Dengan perhitungan laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu, maka rumus dasar laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut :
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke- t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial yang besarnya 2,718281828
Data yang ada pada tahun 2013 jumlah penduduk desa Melung sebanyak 2.216 jiwa, pada tahun 2016 berjumlah 2.337 jiwa. Maka dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan eksponensial maka jumlah penduduk Desa Melung laju pertumbuhan penduduk eksponensial per tahun adalah
Po = 2216 jiwa pada tahun 2013
Pt = 2337 jiwa pada tahun 2016
t = 2016 – 2013 = 3
Selanjutnya dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial, maka diketahui laju pertumbuhan penduduk per tahun sebagai berikut.
Sehingga laju pertumbuhan penduduk eksponensial Desa Melung per tahunnya adalah 0,03264125 atau 3,26 %.
Maka perkiraan jumlah penduduk Desa Melung pada tahun 2020, dengan menggunakan rumus estimasi jumlah penduduk di atas, perkiraan jumlah penduduk Desa Melung pada tahun 2020 yaitu :
Sehingga hasil penghitungan, perkiraan jumlah penduduk Desa Melung pada tahun 2020 mencapai 2.577 jiwa.
Desa luas desa yang relatif kecil seluas 282,17 Ha ini maka pentingnya tata ruang dan tata wilayah agar kelestarian alam tetap terjaga walaupun laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Menurut Timbul Yulianto (40) selaku sekretaris desa dilihat dari jumlah penduduk serta angka kelahiran dan prosentasenya (persentase) memang tinggi, tetapi kalau dilihat hanya dari jumlah penduduk saja sangatlah wajar, dimana penduduk desa Melung masih sedikit dibandingkan dengan desa lain, ditambahkan pula ditambahkan pula pertumbuhan penduduk serta keterbatasan lahan akan sangat berpengaruh banyak terhadap kesejahteraan masyarakat, baik positif maupun negatif. Sementara menurut Kartim (32) selaku ketua RT 02/RW 01 mengatakan bahwa pentingnya sosialisasi tentang angka kehamilan dan pendekatan pemerintah desa kepada masyarakat.
Pertumbuhan penduduk dapat didefinisikan sebagai fenomena perubahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah desa. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi. Dalam demografi dikenal istilah pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk alami hanya dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian sedangkan pertumbuhan penduduk total dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi. Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami adalah Pa = (L – M) dimana
Pa = pertumbuhan penduduk alami
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
sedangkan rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk total adalah Pt = (L-M) + (I – E) dimana
Pt = pertumbuhan penduduk total
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah Imigrasi (penduduk masuk)
E = jumlah emigrasi (penduduk keluar)
Dari rumus tersebut maka pertumbuhan alami Desa Melung pada tahun 2015 adalah
L = Jumlah kelahiran tahun 2015 sebanyak 47 jiwa
M = jumlah kematian tahun 2015 sebanyak 15 jiwa
Sehingga jumlah pertumbuhan penduduk alami desa Melung sebanyak 32 jiwa.
Untuk penduduk yang masuk ke desa Melung pada tahun 2015 lebih banyak kaena faktor pernikahan sebanyak 5 orang dan yang keluar desa sebanyak 2 jiwa Sehingga pertumbuhan penduduk total sebesar (47-15) + ( 5 – 2) = 35 jiwa per tahun. Sedangkan pada tahun 2016 pertumbuhan penduduk secara alami sebesar
L = jumlah kelahiran sebanyak 58 jiwa
M =jumlah kematian sebanyak 17 jiwa sehingga pertumbuhan penduduk alami sebanyak 41 jiwa.
Sementara untuk penduduk yang masuk ke desa Melung pada tahun 2016 sebanyak 7 orang
Dan yang keluar sebanyak 3 jiwa
Sehingga pertumbuhan penduduk total sebesar
(58-17) + ( 7 – 3) = 45 jiwa per tahun
Sehingga rata-rata pertumbuhan penduduk secara alami sebesar 36 jiwa per tahun
Dan rata-rata pertumbuhan penduduk total sebesar 40 jiwa per tahun.
Dari data pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi tersebut maka upaya pemerintah desa dalam meningkatkan kualitas hidup sangat penting, dengan penguatan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kebutuhan akan konsumsi daging setiap tahun selalu meningkat. Sementara pemenuhan kebutuhan selalu negatif. Artinya jumlah permintaan lebih tinggi daripada peningkatan produksi daging (kambing, domba, sapi, kerbau) sebagai konsumsi. Dengan semakin tingginya tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat akan berpengaruh terhadap pola konsumsi. Yaitu dari pemenuhan karbohidrat menjadi pemenuhan kebutuhan akan protein sehingga permintaan akan protein asal hewani tentu akan terus meningkat.
Daging merupakan salah satu penyumbang protein hewani, di samping susu dan telur. Produksi daging sapi dalam negeri baru memenuhi 24% dari kebutuhan daging nasional. Kebutuhan daging sapi nasional saat ini sekitar 385,03 ton/tahun, sedangkan produksi daging nasional baru sekitar 249,92 ton/tahun. Artinya, masih terjadi kekurangan pasokan daging sapi sebesar 35,1%. Hal itu yang menyebabkan pemerintah sering melakukan impor daging sapi baik dalam bentuk ternak hidup, maupun daging beku.
Berbicara persoalan daging di Desa Melung dengan rumah tangga yang berjumlah 564 rumah lebih kurang 60% memelihara ternak kambing sama dengan 338 rumah tangga dengan jumlah yang dipelihara bervariasi namun rata-rata 4 ekor jenis Jawa Randu dan Kambing Kacang setiap kandangnya bahkan ada yang lebih. Sehingga rata-rata populasi ternak kambing 1353 ekor. Apabila perbandingan ternak jantan dan betina 50 : 50 maka jumlah ternak betina 676 ekor kambing dan 70% nya adalah ternak kambing dewasa sehingga berjumlah 473 ekor. Sehingga tahun pertama akan lahir 480 ekor kambing.dan akan terus berkembang populasinya seiring dengan bertambahnya populasi induk.
Sebenarnya ternak kambing di Desa Melung sangat berpotensi untuk lebih di tingkatkan, selain perbaikan genetik, dan tatalaksana pemeliharaan yang baik. Warga Desa Melung sudah menyumbangkan kurang lebih 400 ekor kambing siap potong setiap tahunnya. Secara hitungan seharusnya setiap tahun akan terus meningkat populasi ternaknya, karena jumlah betina induk akan bertambah.
Kendala yang dihadapi petani kebanyak memiliki kemampuan dalam beternak yang sangat minim terutama dalam mengawinkan ternaknya. Kambing dengan lama kebuntingan berlangsung selama 150-152 hari atau ± 5 bulan sehingga calving interval yang ideal rata-rata 8 bulan dalam 2 tahun dapat melahirkan anak sampai 3 kali namun di peternak rata-rata mecapai 10 – 14 bulan sehingga dalam 2 tahun hanya mampu melahirkan ternak kambing 2 kali. Bagi warga kambingnya akan dikawinkan apabila sudan ngorong-ngorong (mengeluarkan suaranya terus menerus) atau birahi puncak pada ternak kambing. Sehingga kehilangan waktu untuk bunting berikutnya dan dikawinkan kembali sampai umur cempe 4 – 5 bulan, karena kasihan cempenya tidak dapat menyusui induknya demikian dikatakan salah seorang peternak.
Menurut Wiwit (30) mengatakan lambatnya perkembangan populasi dikarenakan minimnya pengetahuan dan ketrampilan peternak, serta pemberian pakan yang cukup dengan hijauan segar, sehingga perlu adanya terobosan untuk memberi pelatihan peternak.
Lambatnya perkembangan populasi kambing dikarenakan juga konsumsi daging kambing dan domba yang kurang diminati masyarakat, karena ada yang berpendapat dapat menaikkan tensi (tekanan darah) karena darah tinggi. Kebiasaan ini terlihat saat hari Raya Kurban, banyak masyarakat memiliki daging sapi untuk dikonsumsi. Disamping itu, rendahnya diversifikasi sumber protein hewani di masyarakat juga mempengaruhi populasi hewan-hewan potensial seperti kambing dan domba tersebut.
Longsor yang sudah terjadi di jembatan Kali Dekem salah satu sungai yang ada di wilayah Desa Melung tepatnya di RT 4/RW 2 pada tanggal 29 Nopember 2016, tadi sore sekitar pukul 18.00 longsoran terjadi kembali dan semakin memakan badan jalan. Untuk mencegah terjadikan korban yang tidak diinginkan, warga berinisiatif memasang rambu-rambu peringatan bahaya longsor. Hujan yang terus mengguyur disekitar lereng selatan Gunung Slamet ini akan mempercepat proses longsoran susulan yang dimungkinkan jalan aspal tersebut akan putus total terbawa longsoran. Longsoran dengan lebar 3 meter dan kedalaman mencapai 7 meter ini terus secara perlan bergerak dan menggerus badan jalan, sehingga bagi pengendara yang akan melintas disekitar daerah tersebut agar berhati-hati ketika melewati jembatan Kali Dekem. Untuk sementara hanya dapat dilalui oleh kendaraaan sepeda motor, Disarankan bagi pengguna jalan khususnya kendaraan besar yang akan menuju kearah Desa Windujaya tidak melewati jalan Ketenger-Peninis, lebih baik melalui jalur Kutaliman, Selarendeng, Kaliputra dan terus menuju desa Windujaya begitu pula sebaliknya.
Namun apabila bertujuan hanya sampai gerumbul Melung masih bisa dilalui dengan baik. Jalan tersebut merupakan salah satu jalur wisata bagi warga yang hendak menuju Curug Gomblang, Bukit Tranggulasih sehingga dibutuhkan penanganan segera dari dinas terkait.
Gotong royong yang selama ini semakin memudar tetapi tidak untuk wilayah RT 2/RW 1, semangat itu terus dikobarkan oleh warga dengan bersama-sama membangun jembatan penghubung antara wilayah RT 2/RW 1 dengan RT 2/RW 2 serta RT 5/RW 2. Bangunan jembatan sepanjang 3 meter dengan lebar 1,5 meter dengan bahan sederhana yang terbuat dari batang kayu kelapa dan dilapisi cor beton mampu dibuat dalam waktu 3 jam ini dibangun atas kebutuhan warga untuk memperbaiki jembatan yang sudah rusak. Bangunan jembatan ini menjadi penting dan harus segera dilaksanakan penanganannya segera karena sudah surak parah dan menjadi kebutuhan warga untuk memperpendek jarak tempuh warga kami kami apabila akan menuju wilayah RT 2/RW 2 atau RT 5/RW 2 demikian dikatakan Kartim selaku Ketua RT 02/RW 1 disela-sela saat kegiatan berlangsung. Inisiatif-inisiatif warga dan kegotongroyongan serta partisipasi ini sangat diperlukan dalam membangun desa agar tujuan dan cita-cita jangka panjang desa tercapai, sebagai desa mandiri, sejahteran sebagaimana yang tertuang dalam UU Desa Nomor 6 Tahun 2014.
Dalam Acara Pesona 2016, kepala desa merabu Franly Oley(27) akan bercerita tentang kisah inspiratif yang telah dilakukan 4 tahun ini, didesa bersama warga dalam menerapkan Metode 7D SIGAP yang sebelumnya masih dalam bentuk Buku, dan kini hadir dalam wujud Aplikasi SIGAP Android.
Dani(52) Founder INSPIRIT, sengaja berinisiatif masukan 2 nama kepala desa untuk ikut ke acara PESONA, agar Masyarakat tau akan kemajuan desa di pelosok hutan dalam membangun desanya sendiri.
“Kisah dua Desa di Merabu dan Melung sangat menginspirasi Indonesia” Ujar Dani
Inspirasi dari Desa Melung dalam mengelola informasi juga baik untuk diketahui, bagaimana desa dapat membalik fungsi internet yang selama ini kebanyakan digunakan untuk “Kita dapat melihat Dunia” menjadi “Dunia yang harus melihat Kita(Desa)” seperti dikisahkan oleh Heru(56) Kepala Desa Melung.
Acara Pesona berlangsung selama 3 hari di 6 7 8 September 2016, selain ikut di acara peluncuran aplikasi sigap, kepala desa melung juga akan diajak diskusi tentang desa bersuara melalui media Internet, semangat untuk Desa Membangun Indonesia.
Saat ini ketahanan pangan nasional masih lemah khususnya di negara Indonesia. Bahkan banyak masyarakat yang belum mengerti ataupun memahami arti dari ketahanan pangan itu sendiri. Pengertian ketahanan pangan terdapat 2 macam, baik secara makro ataupun secara mikro adalah: Mikro: kebutuhan dalam segala aspek pangan dalam tiap-tiap rumah tangga untuk menjalankan kehidupan yang sehat secara aktif tercukupi/terpenuhi. Makro: Persediaan pangan/makanan yang terpenuhi dalam keseluruhan. Namun ada pengertian lain mengenai ketahanan pangan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang dapat diartikan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Kondisi pangan dalam setiap rumah tangga yang terpenuhi dengan adanya pangan yang tercukupi serta aman untuk dikonsumsi, merata keseluruh rakyat dan terjangkau bagi setiap lapisan masyarakat secara menyeluruh. Meskipun pengertian ketahanan pangan beraneka macam tetapi inti dari setiap pengertian adalah tercukupi/terpenuhinya pangan. Semenetara arti dari ketahanan pangan Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Apakah terpenuhi ketahanan pangan di Desa ? Tujuan ketahanan Nasional adalah Mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan secara berkelanjutan. Penguatan ketahanan pangan beras di tingkat nasional hingga daerah merupakan isu yang krusial bagi Indonesia. Beras merupakan komoditas strategis karena sekitar 25,4 juta penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani dengan padi sebagai tanaman utama. Selain itu, beras merupakan kebutuhan pangan pokok bagi hampir seluruh penduduk Indonesia. Guncangan pada sisi penawaran dan harga beras tidak hanya akan mempengaruhi perekonomian nasional saja karena masalah tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang baik dari aspek sosial, politik, maupun budaya. Kondisi Desa Melung dengan luasan wilayah administrasi desa seluas 1.383 Ha. Sedangkan lahan milik warga seluas 282,4 Ha, yang lebih banyak dimanfaatkan untuk perkebunan dan kehutanan serta pemukiman. Penggunakan lahan untuk kegiatan pertanian sawah hanya luas 57,6 Ha. Dengan luasan lahan pertanian tersebut maka apabila hasil setiap panen padi rata-rata per Ha yang hanya mencapai 5,2 ton maka per panen dalam setahun menghasilkan padi sebesar 599,04 ton, kerena panen di Desa Melung hanya 2 kali dalam setahun dengan irigasi setengah teknik. Lalu jumlah penduduk Desa Melung sekarang ini berjumlah 2216 jiwa dengan kebutuhan beras per hari rata-rata 0,5 kg maka per hari, beras dibutuhkan 1,11 ton per hari maka dalam setahun 404,42 ton. Kebutuhan beras selama 1 tahun panen adalah 599,04 ton sehingga surplus beras 194,62 ton, Surplus ini pada kenyaataannya jika dihitung hanya mencukup untuk 175 hari atau 6 bulan pada tahun depannya. Sehingga sesungguhnya surplus tersebut belum aman dalam rangka ketahanan pangan. Belum lagi apabila terjadi gagal panen, musim dan faktor penyebab lainnya. Apabila surplus tersebut dikonversikan ke dalam persen, maka akan menunjukkan surplus 48,12 % dengan menggunakan ukuran rasio (persentase), yaitu perbandingan antara jumlah surplus beras (dalam ton) selama setahun dengan jumlah konsumsi beras seluruh penduduk (dalam ton) pada tahun yang sama. Surplus beras 48,12% dihitung dari selisih antara jumlah total panen dalam setahun dengan jumlah konsumsi seluruh penduduk (dalam ton) selama satu tahun. Dari kondisi ini maka perlu kita memikirkan bersama upaya untuk mendorong ketanahan pangan dengan menanam selain beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, sedangan untuk perluasan lahan pertanian sangat tindak memungkinkan mengingat topografi yang berbukit. Kiranya sudah saaatnya kita bicara tentang kawasan untuk saling bekerja sama dalam bidang pertanian agar bisa saling mendukung dalam ketahanan pangan.