Dampak Karat Tumor Menurunkan Produksi Kayu

Dampak Karat Tumor Menurunkan Produksi Kayu

Tumor karat AlbasiaMelung 21 Desember 2012, Penyakit karat tumor atau karat puru (gall rust) adalah penyakit pada tanaman albasia (paraserianthes falcataria). Hama penyakit ini mulai menyerang tanaman albasia di wilayah Desa Melung pada tahun 2006. Dampak dari karat tumor tersebut mulai dirasakan dengan penurunan produksi kayu log albasia.

Penyakit ini menyerang tanaman albasia atau sengon di wilayah Desa Melung dan sekitarnya sekitar tahun 2008, terutama pada tanaman muda berumur berkisar 1 tahun sampai 2 tahun dengan tinggi rata-rata pohon yang banyak terserang 1 – 3 meter.

Sedangkan tanaman yang yang sudah besar masih cukup aman dan kuat terhadap serangan penyakit ini. Umur produksi rata-rata berkisar 6-8 tahun tanaman ini siap ditebang dengan rata-rata diameter batang diatas 20 cm untuk mendapatkan harga yang baik.  Bila dihitung masa tebang maka tahun 2016 ini selayaknya tanaman yang ditanam tahun 2006 sudah layak tebang.

Namun sudah 2 tahun terakhir ini sangat jarang warga menjual kayu log albasia, padahal tahun-tahun sebelumnya kayu log yang keluar dari desa Melung rata-rata dapat mencapai  8 – 15 m3 kayu. atau 2 sampai 3 truck mengangkut kayu log dari Desa Melung.  Disepanjang jalan raya banyak kayu log albasia yang siap untuk diangkut ketempat penampungan kayu, sekarang ini pemandangan itu sudah jarang terlihat dan pedagang kayu lokal pun akhirnya banyak beralih profesi.

Karat tumorPenyakit karat puru adalah penyakit yang tergolong paling berbahaya menyerang pohon sengon dan akasia dengan ciri berupa adanya benjolan pada daun, cabang, dahan, ranting dan batang pohon yang dapat mengakibatkan kematian pohon. Puru atau dapat disebut galls pada penyakit karat puru umumnya berbentuk menyerupai spiral yang bermozaik. Penyakit ini dapat menyerang tanaman sengon sejak masih di persemaian hingga tanaman di lapangan sampai dengan umur diatas 3 tahun dengan intensitas serangan mencapai 100% pada persemaian 50% pada tanaman di lapangan.

Banyak upaya yang sudah dilakukan warga untuk memberantas penyakit jamur ini, baik dengan cara mengoleskan kapur, belerang dan pemotongan ranting atau cabang yang terserang lalu membakarnya. Namun tetap tidak banyak membuahkan hasil terlebih dengan iklim yang lembab, maka karat tumor dari jenis jamur ini tumbuh dengan baik.

Menurut Kartim (30) salah satu petani di Desa Melung mengatakan penyakit pada albasia di kenal dengan penyakit bandol. Penyakit bandol sangat sulit untuk diberantas yang pada akhirnya pemilik lahan enggan untuk menanam bibit albasia.

Sementara menurut Sulastri (44) tanaman albasia harganya kurang menguntungkan bagi petani, jika dibandingkan dengan tanaman lainnya seperti cengkeh, mrica dan kapulaga. Sehingga kebanyakan petani lebih banyak yang menanam tanaman tersebut ketimbang albasia. Secara pendapatan warga, dari hasil hutan rakyat mengalami penurunan. Yang dahulunya hasil perkebunan dapat dijadikan tabungan. Beruntung warga menanam pohon dalam lahannya selalu beraneka ragam bukan hanya albasia saja.

 2,111 total views