Pemerintah Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas melaksanakan kegiatan pendampingan kepada Tim Verifikasi Desa ODF (Open Defecation Free). Dalam hal ini yang dimaksud ODF adalah kondisi ketika setiap individu / masyarakat tidak buang air besar (tinja)Â sembarangan, tidak ke kolam/ sungai. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit di lingkungan, sehingga untuk mencegah perilaku ini harus dilakukan kegiatan pemantauan langsung dan bimbingan dari Dinas terkait (Dinas Kesehatan dan Tim dari Kabupaten) dengan didampingi para Kader Kesehatan Desa Melung, Tim dari Puskesmas, Kecamatan dan Perangkat Desa serta Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Melung. Guna menyadarkan masyarakat agar semua rumah bisa memiliki jamban dan septitank.
Tim Verifikasi Desa ODF
Sebelum melakukan verifikasi di tiap RW/ grumbul, tim dan pendamping berkumpul di Aula Widya Mandala Desa Melung untuk membagikan tim yang turun ke rumah-rumah warga.
Bimbingan kepada warga dari tim verifikasi
Kepala Desa Melung menyampaikan bahwa capaian perilaku bebas buang air besar sembarangan belum mencapai 100%, artinya masyarakat masih ada yang buang air besar sembarangan (BABS) ke kolam/ sungai. Pemerintah Desa Melung untuk tahun ini menganggarkan 50 juta untuk bantuan jambanisasi (pembuatan jamban dan septitank).
Kemudian dari pihak Kecamatan menyampaikan bahwa Desa Melung akan menjadi desa ODF di Kecamatan Kedungbanteng, dan harus siap diverifikasi. Di Desa Melung baru 80% yang memiliki septitank. Minimal tahun 2020 sudah 100%.
Dan dari pihak Kabupaten menyampaikan bahwa kegiatan verifikasi ini akan memilih langsung rumah warga untuk diverifikasi yang didampingi oleh pemerintah desa dan kader kesehatan. Pihak Kabupaten juga bersyukur karena desa Melung sudah menganggarkan untuk program kesehatan seperti jambanisasi, kegiatan posyandu dan kegiatan posbindu.
Foto bersama setelah kegiatan verifikasi
Kegiatan verifikasi ini sangat bermanfaat untuk masyarakat Desa Melung dan semoga bisa menjadi contoh yang baik bagi desa lain.
Melung Jum`at Manis 17 Maret 2017, Posbindu PMT merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor Penyakit Tidak Menular (PMT). Kegiatan ini akan dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Faktor penyakit tidak menular meliputi : merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, pola makan yang tidak sehat, kurang aktifitas, obesitas, stres, hipertinsi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan.
Adapun sasaran dari kegiatan posbindu tersebut adalah warga masyarakay sehat, beresiko dan penyandang PMT yang berusia diatas 15 Tahun. “Jadi tidak hanya masyarakat sakit tapi yang sehatpun jadi sasaran untuk mengantipasi sebagai antisipasi dan pencegahan Penyakit Tidak menilar ( PMT ) tersebut.  Seperti dituturkan Sutarti salah satu kader PKK Desa Melung. Untuk pelaksana dari kegiatan tersebut adalah Kader Posbindu yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Desa dengan dibantu dokter dan tenaga medis dari Puskesmas Kedungbanteng.
Posbindu di Desa Melung diadakan sebulan sekali tepatnya pada Kamis ketiga yang bertempat di Aula Widya Mandala dimulai Jam 8.00 WIB sampai selesai.
Posbindu di Desa Melung sudah berjalan 2 kali pertemuan dan antusias warga sangat baik, terbukti dari semakin banyaknya peserta yang menghadiri acara tersebut. Pada bulan Februari yang hadir 40 orang dan pada bulan ini ada 45 0rang. Adapun sasaran utama dari Posbindu ini adalah Penderita diabetes Militus, kangker, penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Posbindu dilaksanakan karena cenderung penyakit tidak menular semakin banyak dan menjadi ancaman serius khususnya dalam perkembangan kesehatan masyarakat (bersumber dari Kemenkes RI ) dan perlu penangan yang serius, maka dari itu perlu penangan yang serius dan peran serta masyarakat untuk dapat menekan syukur mengurangi Penyakit Tidak Menular khususnya di Desa Melung.
Melung 30 September 2016, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dilakasanakan pada (28/9) di Aula Widya Mandala Desa Melung. Hadir dalam musyawarah tersebut FKD (forum kesehatan desa), Ketua RW, RT, TP PKK, Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat.
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan dengan pendataan dan wawancara kepada setiap rumah. Dari SMD di temukan beberapa persoalan antara lain : Ibu hamil dengan resiko tinggi, Gizi buruk, Demam Berdarah, Mengundurkan diri dari KB dan Hipertensi pada Ibu Hamil.
Yang dimaksud dengan Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah Ibu hamil dibawah umur 20 (dua puluh) dan diatas 35 (tiga puluh lima) tahun. Adanya anak pada saat penimbangan berat badan dibawah garis merah (standar normal berat badan) dianggap kurangnya asupan gizi atau gizi buruk. Masih kurangnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan menyebabkan adanya sarang nyamuk.
Hipertensi atau yang biasa kita kenal sebagai tekanan darah tinggi dapat dialami ibu hamil dan sangat membahayakan baik untuk kandungan sang ibu itu sendiri maupun bagi sang anak. Hipertensi bukan saja dialami oleh ibu hamil, akan tetapi oleh kebanyakan lansia di Desa Melung.
Dalam musyawarah tersebut membahas 5 (lima) persoalan yang ada di masyarakat. Salah satu hasil dari kegiatan MMD adalah membuat prioritas masalah dan solusi atau jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.
Hasil dari musyawarah, masyarakat sepakat untuk membentuk FKM (forum kepedulian masyarakat). Salah satu kegiatannya adalah gotong royong dalam penggalangan dana untuk pembiayaan kesehatan, bagi masyarakat yang membutuhkan. Disamping juga membuat rencana tindak lanjut serta membuat rencana anggaran biaya untuk tahun berikutnya.
“Dari hasil gotong royong pengumpulan dana tersebut tidak menutup kemungkinan nantinya bisa untuk membantu pembuatan jamban keluarga, MCK dan lain-lain” Seperti dituturkan oleh Wijiana Endahyani selaku Bidan Desa.
Beberapa tahun yang lalu  irigasi untuk mengalirkan areal persawahan mengandalkan saluran sungai kecil dan seadaanya, apabila tidak turun hujan maka sungai tersebut tidak dapat mengaliri sawah.  Sungai yang cukup besar seperti Kali Manggis tidak mampu untuk memberi pasukan air karena … Continue reading → DESA MELUNG
Hari ini Kamis 3 Mei 2012 bertempat di aula Desa Melung, sebanyak 40 mahasiswi Akbid YLPP Purwokerto melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat Dengan Pelayanan Kesehatan. Kegiatan berlangsung pada jam 8.00 WIB, dengan kegiatan sosialisasi kesehatan , donor darah dan pemeriksaan golongan … Continue reading → DESA MELUNG