Senin, 22 Agustus 2022, telah dilaksanakan penerimaan Mahasiswa KKL (Kuliah Kerja Lapangan) Universitas Amikom Purwokerto di Kantor Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas oleh bapak Khoerudin, S.Sos selaku Kepala Desa Melung. Kepala Desa Melung menyambut dan menerima 10 mahasiswa KKL dari Universitas Amikom Purwokerto yang terdiri dari berbagai program studi baik dari Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial.
Penerimaan mahasiswa KKL Universitas Amikom Purwokerto telah disambut dengan baik dan para peserta KKL akan didampingi agar keberlangsungan kegiatan KKL di Desa Melung dapat terlaksana dengan baik dan dapat menjadi manfaat baik untuk desa maupun para mahasiswa yang melaksanakan KKL. Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan Universitas Amikom Purwokerto ini akan dimulai dari tanggal 22 Agustus 2022 sampai dengan tanggal 03 September 2022.
Acara penerimaan mahasiswa KKL diakhiri dengan melakukan foto bersama mahasiswa KKL Universitas Amikom Purwokerto dengan Kepala Desa di kantor Desa Melung. Dengan diadakannya acara ini diharapkan dapat menjadi jembatan silaturahmi yang baik antara mahasiswa, perangkat desa, dan masyarakat Desa Melung, sehingga kedepannya dapat terjalin kolaborasi dalam mengatasi permasalahan di Desa Melung.
Bertempat di Aula Widya Mandala Desa Melung, LAZ Mrica PGU Sub Unit PLTA Ketenger menyalurkan bantuan uang tunai. Bantuan tersebut diberikan untuk 20 orang warga lanjut usia. Penyerahan bantuan tersebut diberikan langsung oleh perwakilan Unit PLTA Ketenger pada Rabu (27/1).
Dalam sambutannya Abdul Ghofur, mewakili SPS Unit PLTA Ketenger mengatakan, ” Bantuan ini sebagai bagian dari program yang diperuntukkan bagi sebagian masyarakat sekitar perusahaan. Sebagai sebuah perusahaan yang terletak di Wilayah Desa Melung perhatian terhadap warga sekitar, bahwa kegiatan pembagian bantuan hari ini yakni pentasyarufan zakat menjadi salah satu yang harapannya memberikan dampak positif akan keberadaan PLTA Ketenger”.
” Disamping itu sebetulnya kami juga secara rutin memberikan bantuan melalui proposal yang diajukan baik oleh Pemerintah Desa maupun oleh kelompok-kelompok yang ada di sekitar perusahaan kami melalui program community development yang tentunya bertujuan untuk sedikit ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar “, lanjutnya.
“Kami sangat berharap program-program perusahaan kami selama ini untuk masyarakat sekitar khususnya untuk masyarakat Desa Melung ini dapat diterima dengan baik. Dan semoga apa yang diberikan ini sekiranya bisa bermanfaat bagi bapak dan ibu sekalian dan semoga PLTA Ketenger tetap bisa beroperasi “, pungkasnya.
Dalam rangka menciptakan ketertiban dan keamanan lingkungan, wargaRT 02 RW 01 Desa Melung secara rutin mengadakan ronda malam. Kegiatan ronda malam hampir dilaksanakan oleh setiap RT yang ada di Desa Melung.
Tujuan diadakannya ronda malam adalah untuk menciptakan situasi dan kondisi yang aman, tertib dan tentram di lingkungan masing-masing. Terwujudnya kesadaran masyarakat dilingkungannya dalam penanggulangan terhadap setiap kemungkinan timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kegiatan ronda meliputi penjagaan dan patroli keliling guna mengetahui keamanan dan ketertiban lingkungan. Serta memberitahukan situasi baik kondisi aman atau kondisi bahaya dengan menggunakan kentongan.
Bukan saja berjaga dari gangguan ketertiban dan keamanan ronda juga bisa dijadikan sarana silaturahmi antar warga, yang mungkin jarang ketemu karena kesibukan masing-masing. Bercerita dan saling bertukar pikiran dalam pengetahuan dan pengalaman masing-masing.
Disaping itu untuk mengisi waktu ronda malam dimanfaatkan warga RT 02 RW 01 Desa Melung untuk membuat arang kayu. Pada prosesnya perapiaanya bisa untuk menghangatkan badan disepanjang malam yang dingin. Hasil arangnya bisa dijual.
Jika siang hari kalau ada orang menebang kayu, mereka (warga) mengumpulkan sisa-sisa tebangan yang tidak digunakan. Kemudian dikumpulkan didekat pos ronda. Malamnya petugas ronda yang membakar kayu tersebut menggunakan potongan drum kecil. Tutur Kartim selaku ketua RT 02 RW 01 Desa Melung.
Dalam semalam bisa menghasilkan kurang lebih setengah kandi arang yang kemudian dikumpulkan. Setelah banyak kami titipkan pada seseorang untuk dijual dipasar. Perkandinya dihargai Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah). Dalam sebulan kami pernah mendapat uang Rp. 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu rupiah).
Dari penjualan arang tersebut kami pergunakan untuk operasional kegiatan ronda malam. Seperti membeli gula, kopi, teh dan juga kebutuhan pos ronda.
Melung 14 November 2019. Dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW, PAUD Satria Jaya mengadakan Shalawat, dzikir serta ceramah Islamiah. Didampingi orang tua dan walimurid, anak didik PAUD Satria Jaya Melung mengikuti peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, bertempat di Gedung Aula Widaya Mandala Desa Melung.
Puluhan anak yang tergabung dalam PAUD Satria Jaya Desa Melung, melantunkan shalawat. Menggema seluruh ruangan aula dengan lengkingan suara anak-anak.
Diakhiri dengan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Roghibul `Imdoi dari Majelis Taklim Anwarul Huda. Dalam ceramahnya menyampaikan pentingnya menanamkan keteladanan Rasululoh Muhammad SAW, bagi anak-anak.
“Berilah contoh kepada anak-anak kita, jangan hanya memberikan perintah”. Memerintahkan anak untuk ngaji, shalat sementara kita tidak melakukan, itu juga tidak benar. Karena pada hakekatnya anak-anak akan selalu meniru apa yang kita lakukan.
Secara umum, Comdev (community development) dapat diartikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarakan untuk mewujudkan kemajuan masyarakat dalam kegiatan usaha.
Kepala Desa Melung, Khoerudin, S.Sos pada tahun 2018 mengajukan proposal kepada PLTA Ketenger yang berada di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng untuk bantuan usaha/ permodalan bagi masarakat yang memiliki usaha perorangan ataupun kelompok.
Karena di PLTA memang ada program bantuan atau yang disebut Comdev, program tersebut dianggarkan setiap tahun dikeluarkan 3 bulan satu kali /triwulan (TW).
Masyarakat Desa Melung sudah mendapatkan bantuan comdev dari PLTA seperti bantuan kepada kelompok usaha snack/makanan ringan dan catering, warung kelompok PKK, usaha kerajinan tangan (anyaman bambu), usaha kopi (kopilung), APE (Alat Permainan Edukasi) Posyandu, Petani Sayur Organik, Karpet Masjid, dan pembuatan septitank.
bentuk bantuan kepada petani sayur organik
Pemberian Comdev dari PLTA
Bantuan tersebut diberikan langsung dari pihak PLTA kepada penerima. Program ini sangat bermanfaat untuk masyarakat desa Melung.
bentuk bantuan kepada petani sayur organik
Semoga ke depan program ini berlanjut dan semakin berkembang. Ucapan terimakasih disampaikan oleh Pemerintah Desa Melung kepada PLTA Ketenger.
Pemerintah Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas melaksanakan kegiatan pendampingan kepada Tim Verifikasi Desa ODF (Open Defecation Free). Dalam hal ini yang dimaksud ODF adalah kondisi ketika setiap individu / masyarakat tidak buang air besar (tinja) sembarangan, tidak ke kolam/ sungai. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit di lingkungan, sehingga untuk mencegah perilaku ini harus dilakukan kegiatan pemantauan langsung dan bimbingan dari Dinas terkait (Dinas Kesehatan dan Tim dari Kabupaten) dengan didampingi para Kader Kesehatan Desa Melung, Tim dari Puskesmas, Kecamatan dan Perangkat Desa serta Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Melung. Guna menyadarkan masyarakat agar semua rumah bisa memiliki jamban dan septitank.
Tim Verifikasi Desa ODF
Sebelum melakukan verifikasi di tiap RW/ grumbul, tim dan pendamping berkumpul di Aula Widya Mandala Desa Melung untuk membagikan tim yang turun ke rumah-rumah warga.
Bimbingan kepada warga dari tim verifikasi
Kepala Desa Melung menyampaikan bahwa capaian perilaku bebas buang air besar sembarangan belum mencapai 100%, artinya masyarakat masih ada yang buang air besar sembarangan (BABS) ke kolam/ sungai. Pemerintah Desa Melung untuk tahun ini menganggarkan 50 juta untuk bantuan jambanisasi (pembuatan jamban dan septitank).
Kemudian dari pihak Kecamatan menyampaikan bahwa Desa Melung akan menjadi desa ODF di Kecamatan Kedungbanteng, dan harus siap diverifikasi. Di Desa Melung baru 80% yang memiliki septitank. Minimal tahun 2020 sudah 100%.
Dan dari pihak Kabupaten menyampaikan bahwa kegiatan verifikasi ini akan memilih langsung rumah warga untuk diverifikasi yang didampingi oleh pemerintah desa dan kader kesehatan. Pihak Kabupaten juga bersyukur karena desa Melung sudah menganggarkan untuk program kesehatan seperti jambanisasi, kegiatan posyandu dan kegiatan posbindu.
Foto bersama setelah kegiatan verifikasi
Kegiatan verifikasi ini sangat bermanfaat untuk masyarakat Desa Melung dan semoga bisa menjadi contoh yang baik bagi desa lain.
Pemerintah Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas mengadakan kegiatan pelatihan membuat bunga dari limbah plastik (sampah non organik) yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK Desa Melung dan narasumber dari Desa Melung yaitu Kamsiti (25).
Sambutan Kepala Desa Melung
“Kegiatan ini merupakan rencana kegiatan pemerintah desa Melung dalam upaya peningkatan ketrampilan masyarakat dan pengetahuan kapasitas masyarakat, yaitu dengan melibatkn ibu-ibu pkk melalui penanganan limbah sampah non organik menjadi bunga. Di PKK nantinya kami sangat berharap bisa ditularkan kepada saudara-saudaranya dan bisa menjadi peluang usaha untuk masyarakat”, sambut Khoerudin, S.Sos selaku Kepala Desa Melung.
Praktek Pembuatan Bunga
Bahan dan alat yang digunakan sangatlah mudah yaitu kantong kresek, gunting, kawat (sebagai tangkai), tape warna hijau (gunanya untuk menutup kawat), benang sari, double tape, benang, tisu, pot (gelas plastik bekas).
Semuanya mudah dicari sehingga masyarakat bisa mempraktekannya.
Siti Khotimah (30) warga Desa Melung kini mempunyai kesibukan baru. Akifitas dalam pembuatan sapu berbahan dasar glagah (Themeda villosa). Mulai dari pagi setelah mengerjakan tugas sebagai ibu rumah tangga hingga sore hari, dimanfaatkan untuk membuat sapu. Berbekal pengetahuan dari mengikuti pelatihan Siti mulai mempraktekkan pembuatan sapu setengah jadi. Ketrampilan yang dimiliki adalah hasil dari mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Banyumas.
Untuk bahan baku (glagah) Siti mendapat pasokan dari Dipertan. Tahap awal Siti mendapat pasokan bahan baku sebanyak 25,5 Kg. Dalam sehari Siti mampu membuat sapu sebanyak 30 buah, “Maklum masih dalam tahap belajar” kata Siti yang tetap sibuk mengikat helai glagah saat ditemui.
Dari bahan baku sebanyak 25,5 kg setelah melalui proses penimbangan, pemotongan dan pengikatan menjadi sapu sebanyak 147 buah. Sapu-sapu tersebut belum sepenuhnya jadi, karena belum ada gagangnya. Untuk tiap satu helai sapu Siti mendapat upah Rp. 500,-.
Bahan baku dan hasil produksi sementara masih dibantu oleh Dipertan Kabupaten Banyumas. Khususnya dalam pengiriman bahan baku maupun sapu-sapu yang sudah jadi.
Sebagai bentuk keseriusan dalam usahanya Siti mendapat target bahan baku harus selesai dalam satu minggu. Hal ini sebagai pemicu untuk keseriusan dan seberapa nyata dalam menekuni sebuah usaha.
Kedepan Siti berharap ada tetangga yang tertarik dalam usaha pembuatan sapu, sehingga dapat membuat kelompok di desanya. Disamping dalam pengedropan bahan baku tidak tanggung, dengan adanya kelompok minimal ada kegiatan untuk ibu-ibu rumah tangga.
Siswa SMA BHK sedang bersama keluarga Bp. Sayin di sawah
Melung 21 September 2018, Desa Melung terpilih kembali sebagai tempat anak untuk belajar. Kali ini yang berkesempatan belajar di Desa Melung adalah dari SMA Bunda Hati Kudus Jakarta Barat. Sebanyak 112 orang siswa mengadakan live-in di Desa Melung.
Live in adalah kegiatan pengembangan kepedulian pribadi terhadap diri sendiri dan orang lain. Para siswa akan diminta tinggal bersama dengan masyarakat desa. Selama beberapa hari untuk belajar dan mengalami kehidupan masyarakat desa secara langsung.
Melalui kegiatan ini, nantinya para siswa akan belajar kehidupan di desa, dengan mengikuti kegiatan induk semang. Disamping juga bersosialisasi dengan masyarakat sekitar tempat tinggal. Adaptasi dengan lingkungan tentu menjadi tantangan bagi peserta live-in. Bahasa, tempat tinggal, budaya dan juga makanan tentu menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi peserta live-in.
Membantu menjemur kapulaga (rempah-rempah) di rumah bpk. Sayin 5/3)
Asiknya di sawah
Mengikuti kegiatan induk semang dalam melakukan aktifitas sehari-hari adalah hal baru. Seperti yang dialami oleh Juan dan Deni yang kebetulan tinggal dirumah Pak Sayin pada hari kedua mereka ikut menjemur kapolaga, pergi kesawah. Untuk pergi kesawah mereka harus jalan kurang lebih 1 km, dengan jalan naik turun. Tentu akan terasa berat bagi anak kota yang sedang mencoba kehidupan di desa.