+1 234 567 8

pemdes@melung.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

“Sinau Bareng” Dalam Rangka Membangun Desa

“Sinau Bareng” Dalam Rangka Membangun Desa

Sinau Bareng Antar Desa

Melung 29 Agustus 2015, Diskusi berbagi pengalaman antara Desa Melung dan Desa Candinata Kecamatan Pulosari Kabupaten Purbalingga berlangsung di Aula Widyamandal Desa Melung. Sebuah diskusi yang dikemas dengan tema “Sinau Bareng” Dalam Rangka Membangun Desa. Desa Melung dengan berbagai komoditas membagikan pengalaman mengenai tahapan menjadikan desa yang berbasis internet kepada perangkat Desa Candinata. Perangkat Desa Melung menjelaskan kondisi awal sebelum adanya internet dan pasca adanya internet. Kemajuan pesat diberbagai sektor sangat terbantu dengan adanya internet di Desa Melung. Selain itu, teknologi berbasis komputer juga sangat membatu perangkat desa dalam pengolahan data sehingga kinerja perangkat desa lebih maksimal. Manfaat lain dari desa berbasis internet yaitu dapat mempromosikan komoditas yang ada di desa. Kemudian dengan teknologi internet masyarakat juga dapat lebih bebas memperoleh informasi lebih luas dari dunia luar.

Desa Melung yang sedang menggali potensi penderes gula dengan dibantu Tim KKN Pertanian Terpadu Unsoed telah berhasil mendirikan kelompok penderes dengan nama “Suko Maju”. Kelompok yang masih baru tentu saja membutuhkan informasi lebih dari berbagai sumber, salah satunya yaitu pemaparan mengenai kelompok penderes di Desa Candinata. Diskusi hangat ini tentu saja menjadi pintu masuk bagi kedua desa saling bertukar informasi demi membangun desa yang mandiri dengan komoditas dan karakter masing-masing.

Acara diskusi berlangsung sangat interaktif dengan ditambah pemaparan materi dari Desa Candinata mengenai potensi “Penderes Gula” yang ada. Desa Candinata yang terkenal sebagai produsen gula kelapa membagikan informasi mengenai perkembangan penderes dan kondisi umum mereka. Kemudian dijelaskan pula pentingnya Kelompok Usaha Bersama (KUB) bagi penderes agar dapat lebih maju. Adanya KUB sangat membatu penderes, hal ini dikarenakan KUB sebagai lembaga legal dapat menjadi fasilitator dan memberikan pembinaan terhadap penderes sehingga menunjang kesejahteraan penderes dari sisi ekonomi dan sosial. KUB juga berperan aktif dalam proses pemasaran, pemantauan dan perkembangan penderes.

Berbagi informasi dan saling membuka jaringan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan dan memajukan potensi desa yang ada. Semoga dengan adanya diskusi ini dapat memberikan motivasi tersendiri bagi pihak desa untuk mencapai tujuan desa.

Maju terus desa mandiri..!!

Penulis : Rizqi Firmansyah

Loading

Tungku Sehat dan Hemat Energi

Tungku Sehat dan Hemat Energi

melung.desa.id

Proses Pembuatan Tungku Hemata Energi

Melung 26 Agustus 2015, Penggunaan tungku dalam proses pemasakan gula merupakan komponen utama. Proses pemasakan gula kelapa memakan waktu lama, hal ini membuat perajin gula harus menyediakan bahan bakar yang cukup banyak. Oleh karena itu, penggunaan tungku hemat energi merupakan salah satu solusi untuk mengurangi bahan bakar.

Perajin gula kelapa di Desa Melung sebagian besar masih menggunakan tungku tradisional. Tungku tradisional yang digunakan masih mengakibatkan polusi udara di dapur dan mengganggu pernafasan. Penggunaan tungku sehat dan hemat energi dapat mengurangi hal tersebut. Inisiatif tungku sehat dan hemat energi yang digagas dalam program kerja KKN PPM Unsoed Pertanian Terpadu diharapkan dapat membantu perajin gula kelapa.

KKN Unsoed Pertanian Terpadu pada tanggal (13/8) melakukan demonstrasi plot di rumah Ngalimi salah satu penderes di Desa Melung RT 01 RW 04. Adanya demonstrasi plot ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana perbandinganya dengan tungku tradisonal. Dimana selain polusi asap juga banyak abu sisa pembakaran yang berterbangan. Oleh karena itu pemberian pengetahuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memiliki tungku yang sehat di dapur.

Tungku ini dirancang untuk dapat membakar bahan bakar dengan efisien, menghasilkan panas yang tinggi dan tidak menimbulkan polusi udara di dapur mereka. Tungku menghasilkan panas yang terpusat langsung ke wajan, sehingga tidak ada api yang terbuang keluar, untuk proses pembuangan asap terpusat pada cerobong yang terpasang mengarah ke luar dapur, sehingga asap langsung terbuang ke luar.

Penulis : Rizka Nita Utami

Loading

Budidaya Padi Organik Yang Ramah Lingkungan

Budidaya Padi Organik Yang Ramah Lingkungan

Melung 20 Agustus 2015, Budidaya padi secara organik pada dasarnya sama saja dengan bertanam padi secara konvensional atau non organik. Prinsip bertanam padi organik, pupuk yang digunakan sebagai sumber hara berasal dari pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang atau sisa tanaman yang dibusukan. Budidaya padi full organik adalah budidaya padi yang proses dan tahapannya memanfaatkan bahan-bahan organik tanpa campuran bahan kimia. Dimulai dari tahap pembenihan hingga tahap pemeliharaan.

Penyuluhan mengenai Budidaya Padi Full Organik Berbasis PGPR, POC dan Pestisida Nabati diadakan pada Rabu, 5 Agustus 2015 bertempat di Balai Desa Melung. Penyuluhan dihadiri oleh para petani padi Desa Melung, ketua gapoktan Sidomakmur dan Kepala Desa Melung. Penyelenggara penyuluhan adalah mahasiswa KKN Pertanian Terpadu UNSOED 2015. Upaya untuk beralih dari budidaya padi konvensional ke organik bahkan full organik tidaklah mudah, butuh penyesuaian yang cukup lama hingga hasil produksi dapat stabil.

Penyuluhan padi full organik ini memberikan informasi tentang bagaimana cara memulai budidaya padi organik. Pada tahapan pembenihan petani dapat menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang merupakan sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Gunanya PGPR adalah untuk memacu pertumbuhan akar. Tahapan pemeliharaan petani di arahkan untuk menggunakan pupuk organik cair atau POC yang dapat di produksi sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada di lingkungan petani misalkan limbah kotoran hewan ternak. Selain itu petani diberikan informasi mengenai cara membuat pestisida organik atau biasa disebut dengan pestisida nabati. Pestisida nabati yang contohkan oleh penyuluh adalah pestisida berbahan dasar buah maja. Dengan demikian petani sudah mendapatkan informasi tentang bagaimana budidaya padi secara full organik.

Keuntungan budidaya padi secara organik diantaranya biaya produksi yang rendah karena bahan untuk pemaliharaan didapatkan dari lingkungan sekitar, ramah terhadap lingkungan, mampu meningkatkan nilai jual beras dan tentunya beras yang dihasilkan lebih sehat. Harapannya petani padi Desa Melung mampu beralih dari budidaya padi non organik ke budidaya padi organik bahkan full organik sehingga hidup jadi lebih sehat.

Sehat? Organik! Yes!!!

 Penulis: Resti Sundari

Loading

Gula Kristal Inovasi Bagi Penderes Gula Kelapa

Gula Kristal Inovasi Bagi Penderes Gula Kelapa

melung.desa.id

Praktek Pembuatan Gula Kristal

Melung 19 Agustus 2015, Tanaman kelapa merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, mulai dari ujung daun sampai akarnya dapat dimanfaatkan. Tanaman kelapa ini dapat menghasilkan nira yang akan dijadikan gula yang sering disebut gula merah cetak. Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas merupakan salah satu desa yang berpotensial memproduksi gula merah cetak.

Gula merah cetak merupakan salah satu mata pencaharian warga Desa Melung khususnya warga RW 04 Salarendeng. Salah satu warga yang memproduksi gula merah cetak adalah Daryanto (52). Meskipun sudah berusia lanjut, Daryanto masih dapat menderes dan memproduksi gula merah cetak untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Dalam sehari, Daryanto dapat memproduksi gula merah cetak sebanyak 8 kg. Biasanya gula merah cetak ini dihargai Rp 9.500/kg.

Sebenarnya, gula merah cetak ini masih dapat dilakukan pengolahan yang lebih lanjut lagi yang akan menghasilkan harga yang cukup tinggi yaitu gula kristal. Dengan harga yang tinggi, maka penghasilan petani gula merah cetak akan meningkat. Gula kristal merupakan gula merah cetak versi bubuk. Gula kristal ini juga sering disebut gula semut. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan dasar untuk membuat gula kristal adalah nira dari pohon kelapa sama halnya dalam pembuatan gula merah cetak.

Harga pasar gula kristal lebih tinggi dibandingkan gula cetak, yaitu dipasarkan dengan harga Rp 12.000/kg. Namun di Desa Melung belum ada yang memproduksi gula kristal. Dalam upaya membantu meningkatkan penghasilan petani gula kelapa, tim KKN PPM Pertanian Terpadu UNSOED melakukan demonstrasi pembuatan gula kristal. Tim tersebut telah melakukan demonstrasi di beberapa rumah penderes yaitu di Rumah Daryanto RT 02/04 dan Rumah Siswanto warga RT 03/04. Pembuatan gula kristal membutuhkan tingkat kerajinan yang tinggi dibandingkan dengan pembuatan gula merah cetak. Pembuatan gula kristal harus melalui tahapan penggerusan atau penghalusan, pengayakan, dan penjemuran. Dengan adanya demonstrasi pembuatan gula kristal yang telah dilakukan tim KKN PPM Pertanian Terpadu UNSOED, diharapkan petani gula kelapa dapat memproduksi gula kristal guna meningkatkan penghasilan.

Penulis: Risda Pandiangan 

Loading

Gula Kristal Inovasi Bagi Penderes Gula Kelapa

Gula Kristal Sebagai Upaya Pengingkatan Penghasilan Penderes Gula Kelapa

melung.desa.id

Praktek Pembuatan Gula Kristal

Melung 19 Agustus 2015, Tanaman kelapa merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, mulai dari ujung daun sampai akarnya dapat dimanfaatkan. Tanaman kelapa ini dapat menghasilkan nira yang akan dijadikan gula yang sering disebut gula merah cetak. Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas merupakan salah satu desa yang berpotensial memproduksi gula merah cetak.

Gula merah cetak merupakan salah satu mata pencaharian warga Desa Melung khususnya warga RW 04 Salarendeng. Salah satu warga yang memproduksi gula merah cetak adalah Daryanto (52). Meskipun sudah berusia lanjut, Daryanto masih dapat menderes dan memproduksi gula merah cetak untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Dalam sehari, Daryanto dapat memproduksi gula merah cetak sebanyak 8 kg. Biasanya gula merah cetak ini dihargai Rp 9.500/kg.

Sebenarnya, gula merah cetak ini masih dapat dilakukan pengolahan yang lebih lanjut lagi yang akan menghasilkan harga yang cukup tinggi yaitu gula kristal. Dengan harga yang tinggi, maka penghasilan petani gula merah cetak akan meningkat. Gula kristal merupakan gula merah cetak versi bubuk. Gula kristal ini juga sering disebut gula semut. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan dasar untuk membuat gula kristal adalah nira dari pohon kelapa sama halnya dalam pembuatan gula merah cetak.

Harga pasar gula kristal lebih tinggi dibandingkan gula cetak, yaitu dipasarkan dengan harga Rp 12.000/kg. Namun di Desa Melung belum ada yang memproduksi gula kristal. Dalam upaya membantu meningkatkan penghasilan petani gula kelapa, tim KKN PPM Pertanian Terpadu UNSOED melakukan demonstrasi pembuatan gula kristal. Tim tersebut telah melakukan demonstrasi di beberapa rumah penderes yaitu di Rumah Daryanto RT 02/04 dan Rumah Siswanto warga RT 03/04. Pembuatan gula kristal membutuhkan tingkat kerajinan yang tinggi dibandingkan dengan pembuatan gula merah cetak. Pembuatan gula kristal harus melalui tahapan penggerusan atau penghalusan, pengayakan, dan penjemuran. Dengan adanya demonstrasi pembuatan gula kristal yang telah dilakukan tim KKN PPM Pertanian Terpadu UNSOED, diharapkan petani gula kelapa dapat memproduksi gula kristal guna meningkatkan penghasilan.

Penulis: Risda Pandiangan 

Loading

Perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI ke 70

Perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI ke 70

melung.desa.id

Upacara Kemerdekaan Republik Indonesi ke 70

Melung 17 Agustus 2015, Dengan “Semangat Kemerdekaan” masyarakat desa Melung menunjukan “rasa cinta tanah air” melalui berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mempererat dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antar warga. Kali ini pemerintah desa dan warga mengadakan karnaval keliling desa dengan berbagai kreativitas. Setiap RW memperlihatkan masing-masing kreativitasnya dengan tema yang berbeda-beda. RW 1 memperlihatkan kreativitas dengan iringan bertema kepemudaan, RW 2 dengan perjuangan, RW 3 dengan musik kentongan dan hasil pertanian organik, serta RW 4 dengan perjuangan dan sejarah melalui foto tokoh sejarah. Hal ini tentu saja menunjukan bahwa rasa nasionalisme warga yang sangat membara dibuktikan dengan banyaknya peserta karnaval.

Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dimulai dari arak-arakan penampilan tiap RW menuju Lapangan Balai Desa Melung. Dilanjutkan dengan upacara kemerdekaan yang hikmat dan pengumuman perlombaan tingkat desa. Setelah itu, karnaval dimulai dari lapangan Balai Desa Melung mengelilingi desa. Selain acara tersebut, warga juga bergotong-royong membenahi desa dengan acara kebersihan lingkungan. Kemudian diberbagai tempat warga berinisiatif mengadakan berbagai perlombaan dari panjat pinang, makan kerupuk, balap karung dan lain-lain.

Kemeriahan perayaan kemerdekaan tidak sampai disitu, mahasiswa KKN Universitas Jenderal Soedirman 2015 mengadakan beberapa rangkaian kegiatan seperti “Nonton Bareng” dan “Jalan Sehat”. Kegiatan “Nonton Bareng” yang dilaksanakan di Aula Balai Desa Melung yang diikuti hingga 300 penonton memberikan sajian edukasi kepada masyarakat dan menampung aspirasi masyarakat melalui diskusi dengan mahasiswa. Selain menjadi ajang hiburan bertema edukasi, mahasiswa bermaksud untuk memberikan wawasan umum kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan dan mampu kritis terhadap setiap tantangan yang dihadapi. Keesokannya dilanjutkan dengan agenda “Jalan Sehat” dengan berbagai doorprise. Kegiatan ini juga bertujuan sebagai sarana penyatu warga agar saling memperkuat tali silaturahmi dan partisipasi dalam menyambut hari Kemerdekaan Indonesia.

Harapannya, pasca perayaan ini warga dapat meningkatkan rasa cinta terhadap negara yang dapat dibuktikan dengan memajukan atau mengembangkan potensi yang ada di desa Melung. Semoga warga desa Melung semakin maju dan mampu menunjukan eksistensinya serta meningkatkan berbagai prestasi dengan sejuta potensi yang ada.

DIRGAHAYU INDONESIA, JAYA SELALU INDONESIAKU..!!!

Penulis : Rizqi Firmansyah

Loading

Sosialisasi Praktek Pembuatan Tricho Kompos Sebagai Media Tanam

Sosialisasi Praktek Pembuatan Tricho Kompos Sebagai Media Tanam

http://melung.desa.id

Praktek Pembuatan Pupuk Kompos oleh Mahasiswa KKN Unsoed

Melung 17 Agustus 2015,  Saat ini pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan sangat minim dilakukan. Banyak limbah pertanian dan peternakan terbuang sia-sia. Penerapan sistem pertanian organik memiliki kelemahan antara lain terbatasnya ketersediaan unsur hara untuk tanaman dan minimnya mikoorganisme antagonis. Karenanya perlu adanya edukasi guna memberitahukan perihal pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan untuk mendukung budidaya pertanian. Desa Melung terkenal dengan produksi sayuran organik. Dalam rangka meningkatkan kualitas budidaya sayuran organik, tim KKN Pertanian Terpadu UNSOED melakukan demonstrasi pembuatan media tanam baru yaitu Tricho kompos. Dalam acara yang dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2015, masyarakat Desa Melung diajarkan bagaimana membuat media tanam Tricho kompos dengan memanfaatkan jamur antagonis Trichoderma sp dan pupuk So Kontan Lq.

Praktek diawali dengan memberi pengetahuan bagaimana memperbanyak Trichoderma sp. menggunakan jagung pecah dan beras pecah. Kemudian dilanjutkan dengan pemanfaatan jamur Trichoderma sp. yaitu dengan pemuatan media tanam Tricho kompos. Pembuatan Tricho kompos dapat memanfaatkan limbah kotoran ternak dan rerumputan yang mengganggu tanaman atau seresah tanaman lainnya. Respon dari warga cukup antusias ketika melihat praktek pembuatan Tricho kompos. Warga umumnya sudah menanam polybag sayuran di depan rumah mereka. Media tanam yang digunakan adalah campuran pupuk kandang dan tanah.

Harapan dari adanya praktik pembuatan Tricho kompos adalah meningkatkan hasil budidaya melalui persediaan unsur hara yang mencukupi bagi kelangsungan hidup tanaman. Selain itu, dengan penerapan media tanam Tricho kompos meminimalisir kerusakan bagian tanaman akibat serangan hama dan penyakit. Pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan menjadikan penerapan Tricho kompos sebagai media tanam, dapat menjaga kelestarian lingkungan khususnya di desa Melung.

Penulis : Shaoma Rian Prasetyo

Loading

Budidaya Lebah Madu Di Desa Melung

Budidaya Lebah Madu Di Desa Melung

http://melung.desa.id

Proses Pemanenan Madu

Melung 16 Agustus 2015. Budidaya lebah madu di Desa Melung telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kelompok budidaya lebah madu yang beranggotakan7 (tujuh) anggota, Darkam adalah salah satu anggotanya. Beliau pernah menjual hingga 40 botol madu dalam satu hari pada saat acara EXPO di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah.

Darkam sendiri sudah mulai terjun dalam usaha budidaya lebah madu kurang lebih selama 30 tahun sejak tahun 1980an. Lebah yang dibudidayakan oleh beliau ada bermacam-macam jenis. Diantaranya adalah lebah hutan lokal dan lebah klanceng, yang masa panen madunya sendiri juga berbeda untuk masing-masing jenisnya. Begitu juga dengan jenis madu dan harga dari madunya sendiri, seperti madu yang dihasilkan oleh lebah klanceng yang biasanya di jual seharga kurang lebih Rp 100.000,00/ 200 ml. Madu lebah klanceng tersebut adalah salah satu madu dengan kualitas yang baik dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan madu yang dihasilkan lebah hutan lokal.

Mahasiswa KKN Tematik PPM UNSOED Pertanian Terpadu diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Darkam melihat proses dan hasil panen madu yang dimiliki oleh salah satu anggota kelompok budidaya lebah madu di Melung, yaitu Muji di RT 04/ RW 01. Muji adalah pemula di bidang budidaya lebah madu, sehingga untuk proses pemanenan madu dibantu oleh Darkam yang lebih berpengalaman di bidang ini.

Di Desa Melung, tidak hanya Darkam dan Muji, tetapi ada Sunar di RW 04 juga membudidayakan lebah madu walaupun hanya untuk pekerjaan sampingan saja. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM UNSOED Pertanian Terpadu, Sunar membudidayakan lebah madu jenis lebah klanceng. Budidaya lebah madu di Desa Melung untuk medianya menggunakan kotak yang terbuat dari papan yang dinilai lebih praktis.

Semoga potensi budidaya lebah di Desa Melung berkembang dan pemasaran semakin luas. Adanya lebah ini diharapkan akan menjadi salah satu produk Desa Melung yang dapat meningkatkan perekonomian.

Maju Terus Budidaya Lebah Madu Melung..!!!

Penulis: Anisa Kartini dan Ulin Nuha F.U.

Loading

Budidaya Padi Organik Yang Ramah Lingkungan

Rencana Nonton Bareng Masyarakat Desa Melung

Pemerintah Desa Melung akan mengadakan acara diskusi tentang makna kemerdekaan. Acara ini akan dilaksankan pada hari Sabtu (15/8) di Aula Widya Mandala Desa Melung. Dalam diskusi santai ini juga akan diselingi dengan pemutaran film dokumenter (Asadessa) sebagai hiburan yang sekaligus dapat memotivasi masyarakat dalam membangun desa.

Kegiatan ini bertujuan untuk menghibur dan menambah wawasan dan perangsang bagi masyarakat dalam berdiskusi. Adapun topik diskusi adalah seputar persoalan yang ada di desa, baik persoalan sosial, budaya maupun persoalan lainnya.

Acara ini juga sebagai refleksi peran serta masyarakat dalam memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa dan negara pada umumnya dan desa pada khususnya. Pemanfaatan ilmu dan teknologi juga menjadi salah satu agenda topik persoalan yang akan menjadi bahan diskusi. Dalam acara diskusi nantinya peserta akan dibagi dalam beberapa kelompok. Hasil diskusi akan menjadi refrensensi dan rekomendasi bagi pemerintah desa, dalam mengemban amanah masyarakat desa.

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan kemerdekaan Republik Indonesia Pemerintah Desa Melung bekerjasama dengan KKN Tematik Unsoed mengadakan kegiatan jalan sehat pada hari Minggu (16/8), serta disediakaan beberapa hadiah menarik.

Loading