Desa Melung menjadi contoh desa yang mampu menerapkan teknologi informasi untuk mengembangkan perekonomian warga. Mereka mempergunakan internet untuk mempromosikan beragam usaha warga, seperti produk pertanian, sayur-mayur, hasil hutan, perternakan, dan produk olahan lainnya.
Saya senang punya kesempatan berkunjung ke Desa Melung saat mengikuti Praktik Kerja Lapangan di Gedhe Foundation (20/2/2013). Seharian penuh saya berkeliling ke balai desa dan rumah-rumah warga di sebelah barat objek wisata Baturraden itu. Meski dengan seabreg keterbatasan, mereka justru mampu membangun jaringan internet desa sehingga warga bisa mengakses internet dari rumah masing-masing hanya dengan antena yang dipasang di tiang bambu.
Salah satu rumah yang saya kunjungi adalah rumahnya Narwin. Narwin menjabat sebagai Kepala Dusun di wilayah itu. Di belakang rumahnya, dia mengembangkan budidaya kopi luwak. Dia memelihara binatang luwak dalam kandang yang dia dapatkan dari para pemburu di hutan. Kopi luwak adalah sebutan dari kopi yang dimakan oleh luwak, karena bijinya tidak hancur saat proses pencernaan maka dia ikut keluar saat luwak membuang kotoran.
Biji-biji kopi itu selanjutnya dicuci, dikeringkan, dan disimpan dalam waktu tertentu sehingga menghasilkan kopi bercita-rasa tinggi. Kopi luwak banyak diburu oleh para penikmat kopi. Harga kopi luwak bisa sepuluh kali lipat dari harga kopi biasa. Akhirnya, strategi itu menambah pemasukan keluarga.
Narwin mempromosikan usahanya lewat website Desa Melung. Meskipun budidaya kopi luwak baru belangsung tiga bulan, sudah banyak orang yang memesan kopi darinya. Akhirnya, Narwin sendiri yang tak sanggup memenuhi permintaan pelanggannya.
Pengalaman di atas menunjukkan peran penting teknologi informasi dalam mendukung perekonomian warga. Saya sendiri bisa belajar banyak dari kunjungan itu. Saya akan belajar giat agar ilmu komputer yang saya pelajari bisa berguna seperti langkah yang dilakukan Desa Melung.
Sitri, Siswa SMK Muhammadiyah Sumpiuh, Banyumas
1,101 total views, 6 views today